Jumat, 13 September 2013

PAHLAWAN


Apakah pahlawan itu? Bagi anak – anak, pahlawan adalah super hero yang mempunyai kekuatan super bertugas membasmi kejahatan. 
Siapakah pahlawan itu? Bagi anak – anak, pahlawan adalah yang sering mereka temui dan tonton di TV setiap jam pagi maupun sore, dialah Superman, Spiderman, Batman dan yang lainnya. 
Jika jamnya telah tiba, secara otomatis bahkan tanpa diperintahpun, mereka langsung menyalakan televisi dan secara khusu’ menonton ‘pahlawannya’ yang sedang beraksi di saluran TV tertentu. Babak demi babak aksi Spiderman, Superman dan Batman, mereka ikuti dengan seksama dan tanpa mereka sadari waktu dihabiskan hanya untuk itu saja. 
Bahkan sekarang banyak anak – anak yang berusaha menjadi seperti ‘pahlawan’ nya, mereka bermain visual ‘perang – perangan’ di media play station sampai berjam – jam dan lagi – lagi tanpa sadar mereka telah mengabaikan kewajibannya sehari – hari. 
Ironisnya lagi, banyak anak – anak sering ‘curhat dan mendatangi’ pahlawannya yaitu tayangan di televisi tersebut setiap mereka bingung dalam suatu masalah atau penat menghadapi tugas – tugas dari pelajaran – pelajaran di sekolahnya. Mereka sudah menganggap tontonan Spongsbob Square Pan, Tom and Jerry, Batman dan yang lainnya itu adalah ‘pahlawannya’, seolah – olah ‘pahlawannya’ itu yang paling mengerti masalah – masalah dan perasaan mereka, sampai setiap hari dan setiap waktu ingin selalu bersamanya.
Disamping itu, seorang bapak yang setiap hari bekerja baik sebagai buruh tani sampai direksi, atau bahkan ibunya yang menjadi buruh di perusahaan – perusahaan, mencari nafkah dan mengais rizki untuk menghidupi anak – anak dan keluarganya, setiap hari mereka berangkat bekerja, setiap hari para ibu – ibu memasak untuk anak – anaknya, mereka yang tanpa mengenal lelah menggendong, menuntun dan menyuaipi anak – anaknya sampai besar, mereka yang tanpa pamrih mengajari anak – anaknya mengenal bahasa ibu sampai fasih mengeja dan membaca suatu bahasa, mereka yang dengan sabar menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam keingintahuan anak – anaknya. 
Bahkan dengan keikhlasannya, mereka tak pernah menuntut balas budi apapun kepada anak – anaknya atas semua jasa – jasa yang telah mereka berikan kepada anak – anaknya selama ini, sekalipun anak – anaknya menjadi orang berpangkat dan berhartapun. Kasih ibu kepada beta, tak terkira sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. 
Pengartian anak – anak tentang sosok pahlawan bagi kehidupan mereka kali ini sudah tidak benar lagi, pelarian imajinasi tentang pencarian dan pemaknaan sosok pahlawan didalam realitas kehidupannya sudah melenceng dan tidak pas. Mereka tidak menyadari bahwa bapak dan ibunya lah sebenarnya sosok pahlawan tersebut. 
Akibat kesalahan arti tersebut, waktu yang dimiliki anak – anak lebih sering ditujukan kepada ‘pahlawan’ idolanya di TV dari pada kepada orang tuanya, selama 24 jam dalam sehari mungkin hanya beberapa jam eksistensi anak kepada orang tuanya, selebihnya untuk TV dan tidur pada waktu malam hari. 
Memberi pengertian dan pengetahuan kepada anak – anak yang telah salah makna tentang sosok pahlawan di zaman seperti ini sangatlah penting, dengan tujuan agar anak – anak tahu bahwa mereka hidup sampai saat ini atas dasar jasa – jasa besar dari orang tuanya dan sebenarnya merekalah yang dicari sebagai sosok pahlawan dengan arti sebenarnya bagi kehidupannya. Jika kesadaran tersebut dapat muncul di setiap diri anak – anak karena stimulasi penyadaran yang selalu diberikan kepada anak, maka harapannya adalah tumbuhnya sifat asih dan mengasihi, sifat menghargai satu sama lain, sifat menghargai atas jasa – jasa orang tuanya dan tentunya tersedianya ‘pahlawan’ yang tepat untuk anak – anak, yaitu orang tuanya. 
Dengan demikian, orang tua tak perlu terlalu khawatir lagi tentang perubahan sifat anak – anaknya dalam fase pertumbuhan yang lebih cendrung dalam hal imitasi atau peniruan pada sosok – sosok pahlawan di TV, karena anak – anaknya terbangun kesadaran – kesadaran tersebut. 
Mikul duwur, mendem jero, pepatah jawa yang berorientasikan tentang harapan orang tua kepada kebaktian anak – anak mereka. Semoga bisa terwujud.


Salam,
Charis Rohman

0 komentar:

Posting Komentar